Yayasan Munashoroh Indonesia (YMI) terus membuka kesempatan bersedekah bagi para Dermawan sekalian, untuk :
Pembangunan Rumah Baca Anak Yatim di pelosok Desa, Luragung, Kuningan, Jawa Barat.
Menjadi Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa, yaitu dengan menyekolahkan anak-anak yatim yang putus sekolah, dipelosok desa binaan Yayasan. Hanya dengan Rp.30.000/bulan, Bapak/Ibu sudah dapat menjadi Orang Tua Asuh bagi anak-anak yatim. Setiap 6 bulan sekali, YMI akan mengirim Rapor sekolah hasil belajar, dan Laporan perkembangan Baca Al-qur’an dari TPA Munashoroh di desa setempat.
Pada zaman seperti sekarang ini berbagai penyakit semakin menyebar dan banyak macamnya, baik penyakit menular dan tidak menular, kronis ataupun akut.
Diantara penyakit-penyakit tersebut, ada beberapa penyakit tidak bisa ditangani oleh dokter dan belum ditemukan obatnya, misalnya kanker. Meskipun sebenarnya obat penyakit tersebut pasti ada, karena Allah SWT tidak menciptakan suatu penyakit, melainkan ada obatnya. Namun bila pada kenyataannya, obat tersebut belum diketahui, tentu ada suatu hikmah yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Salah satu penyebab utama banyaknya penyakit adalah merebaknya kemaksiatan yang dilakukan dengan terang-terangan tanpa malu. Sebagaimana firman Allah, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura : 30)
Untuk mereka yang sedang sakit menahan lara. Untuk mereka yang sedang gelisah menanggung duka. Untuk yang tertimpa musibah dan bala, semoga keselamatan selalu tercurah kepadamu, sebanyak kesedihan yang menimpamu, sebanyak duka nestapa yang kau rasakan. Penyakitmu telah memutuskan hubunganmu dengan manusia, menggantikan kesehatanmu dengan penderitaan. Orang lain tertawa sedang engkau menangis. Sakitmu tidak kunjung reda, tidurmu tidak nyenyak, engkau berharap kesembuhan walau harus membayar dengan semua yang engkau punya.
Ini obat mujarabnya, silahkan coba :
“Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah”
(Hadits Rasulullah SAW, dihasankan oleh syaikh Albani dalam Shahihul Jami’)
Cobalah sekarang juga.. disertai keyakinan bahwasanya Allah akan menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak yatim, atau wakafkanlah hartamu. Sungguh sedekah dapat menghilangkan penyakit dan kesulitan, musibah atau cobaan. Banyak dari mereka yang diberi taufik oleh Allah telah mencoba resep ini. Akhirnya mereka mendapatkan obat ruhiyah yang lebih mujarab dari obat jasmani.
Para salafush shalih mengeluarkan sedekah yang sepadan dengan penyakit dan musibah yang menimpa mereka. Mereka mengeluarkan harta mereka yang paling mereka cintai.#
Kata para pakar, manusia kiwari mengidap penyakit foules solitaires (merasa sepi dalam keramaian, merasa sendiri dalam kerumunan). Karena itu selalu gelisah. Sebenarnya, kalau Tuhan kita hadirkan di hati (melalui dzikir) jangankan dalam keramaian, bahkan sendirian pun tidak akan kesepian. Karenanya selalu tentram. "Ketahuilah, sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram".
JAMBORE PEDULI ANAK YATIM DESA
Sabtu - Minggu, 2 - 3 Juli 2011, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta
Diikuti oleh 244 Anak Yatim Dhuafa dari 11 Pelosok Desa
di Jawa Barat dan Banten.
1. Desa Cililitan, Kec. Picung Pandeglang : 76 Anak Yatim Piatu Dhuafa
2. Desa Marga Mulya, Kec. Mauk, Tangerang : 62 Anak Yatim Piatu Dhuafa
3. Desa Kertawana, Kec. Kalimanggis, Kuningan : 8 Anak Yatim Piatu Dhuafa
4. Desa Lurogungtonggoh, Kec. Luragung, Kuningan : 10 Anak Yatim Piatu Dhuafa
5. Desa Cipondok, Kec. Cibingbin, Kuningan : 12 Anak Yatim Piatu Dhuafa
6. Desa Kertamulya, Kec. Bongas, Indramayu : 18 Anak Yatim Piatu Dhuafa
7. Desa Ciderum Dukuh, Kec. Ciawi, Bogor : 8 Anak Yatim Piatu Dhuafa
8. Desa Tanjung Air, Kec. Babelan, Bekasi : 23 Anak Yatim Piatu Dhuafa
9. Desa Kampung Baru, Kec. Babelan, Bekasi : 12 Anak Yatim Piatu Dhuafa
10. Desa Girijaya, Kec. Nagrak, Sukabumi : 8 Anak Yatim Piatu Dhuafa
11. Kel. Tunggak Jati, Kec. Karawang Barat, Karawang : 7 Anak Yatim Piatu Dhuafa
ACARA JAMBORE PEDULI ANAK YATIM DESA
1. Pemeriksaan Gigi dan Mata Anak Yatim Desa
2. Outbond Anak Yatim Desa
3. Lomba Cerdas Cermat antar Desa
4. Lomba Pidato, Hafalan Qur’an, MTQ, Pentas Seni Anak Yatim Desa
5. Anak Yatim Desa Liburan Sekolah ke Keong Mas (TAMAN MINI INDONESIA INDAH)
Ayo, Berbagi Kebahagiaan dengan Mereka…
“Aku dan orang yang menyantuni anak yatim akan berada di syurga seperti ini,” Sabda Rasulullah SAW sambil menempelkan jari telunjuk dan jari tengah Beliau.
Partisipasi dapat berupa Uang, Pakaian Layak Pakai, atau Makanan untuk Anak Yatim Piatu Dhuafa, Binaan Yayasan Munashoroh Indonesia.
Info Hub. 021.994.64.830
Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa berkata kepada puteranya,"Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita ini, yaitu tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."
Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama kurang lebih 70 tahun. Tak pernah ia tinggalkan tempat ibadahnya, kecuali pada hari-hari yang tertentu.
Namun pada suatu hari, ia digoda oleh seorang wanita sehingga ia terperangkap dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh malam. Ia melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, lalu ia bertaubat, kemudian ia pergi mengasingkan diri, melangkahkan kakinya mengembara.
Dalam pengembaraannya itu, ia sampai disebuah pondok yang di dalamnya terdapat 12 fakir miskin, ia bermaksud numpang bermalam di sana. Lalu ia tidur bersama 12 fakir miskin dalam pondok itu.
Orang-orang yang lewat pondok tersebut sering membagi-bagikan roti kepada 12 fakir miskin yang tinggal di pondok tersebut. Biasanya mereka membagikan roti sebanyak 12 buah roti, sehingga masing-masing mendapat 1 buah. Namun seringkali, sang lelaki ini mendapat bagian, karena dianggap sebagai orang miskin.
Suatu ketika, salah seorang fakir miskin itu merasa tidak mendapat bagian roti. Lalu ia berkata, "Mengapa kamu tidak memberikan roti kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab,"Kamu lihat sendiri, roti yang aku bagikan sudah habis semua, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buah roti." Mendengar jawaban dari orang yang membagikan roti tersebut, maka sang lelaki (yang sedang bertaubat itu) lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bagian tadi. Keesokan harinya, sang lelaki itu meninggal dunia.
Dihadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh sang lelaki itu.
Amalannya = 70 Tahun IBADAH – 7 Malam MAKSIAT
Ternyata, hasil dari timbangan tersebut, amal ibadah yang dilakukannya selama 70 tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama 7 malam. Namun ketika dosa yang dilakukannya selama 7 malam itu ditimbang dengan sebuah roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukan, ternyata amal sebuah roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama 7 malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata,"Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita ini, yaitu tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti." (ASR)
Dalam salah satu kesempatan, Rasulullah SAW ditanya oleh Sa'ad bin Ubadah, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang bernilai paling utama di sisi Allah?” Rasulullah SAW menjawab, “Memberikan air minum.” (HR Ibnu Majah dari Sa'ad bin Ubadah).
2. Apakah bersedekah untuk binatang akan dapat pahala ?
Suraqah bin Ju'syum, salah seorang sahabat Rasulullah SAW pernah berbicara dengan Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, suatu ketika, aku menemukan seekor unta yang tersesat ada dalam kandang unta milikku. Aku perlakukan unta itu dengan baik. Apakah aku akan memperoleh pahala hanya dengan memberinya air minum?” Rasulullah SAW menjawab, ”Pada setiap yang mempunyai jantung hidup, ada nilai pahala.” (HR Ibnu Majah dari Suraqah bin Ju'syum).
3. Bagaimana caranya agar doa terkabul ?
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain.” (HR. Ahmad)
4. Apa akibatnya bila kita membatalkan sedekah kita ?
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing yang makan kembali muntahannya.” (HR. Bukhari)
Kisah nyata ini berasal dari Aceh, ketika sejumlah warga Kota Juang Bireuen, Aceh, mengaku heran melihat perilaku seorang pria berinisial Abd (50), warga Desa Blang Paseh, Sigli, Pidie.
Pasalnya, pria tersebut mencari nafkah dengan mengemis di Bireuen. Tapi, pada malam hari ia bersama istrinya, Njh (41), justru menginap di hotel.
Pengemis ini bertubuh tambun dan berjenggot pirang, rambutnya pun ubanan, sehingga “cocok” untuk mengawali kariernya menjadi Pengemis Jalanan.
Seorang Warga yang melihat kejadian itu berujar, “Kami heran ada pengemis tidur di hotel. Kalau siang mengemis di desa kami, padahal ia tampak sehat dan segar bugar.”
"Setiap pagi kami temukan bapak berjengot itu pakai baju koko, kain sarung, dan peci haji bersama istrinya sarapan pagi di sebuah warung dekat hotel tempat ia menginap," imbuh warga Geulanggang Baroe, Kota Juang, Bireuen.
"Aneh tapi nyata, ada pengemis yang hidup mewah dengan menginap di hotel dan makan mewah pula," ujar warga lainnya.
Seorang petugas Hotel Purnamaraya membenarkan Abd bersama istrinya sudah 14 hari menginap di kamar bernomor 118. Anehnya, kata seorang petugas hotel, setiap Abd keluar hotel, pintu kamarnya digembok dari luar, sementara istrinya ditinggal di kamar hotel.
"Dia biasanya pergi pagi, terkadang pulangnya siang membawa sebungkus nasi untuk istrinya dan terkadang juga pulang sore. Dia membayar sewa kamar Rp 75.000 per hari. Sikapnya juga aneh dan egois serta sering ribut dengan petugas hotel. Kadang-kadang ia hanya mau membayar sewa kamar kepada saya," kata seorang resepsionis hotel yang tidak mau namanya ditulis.
Abd terlihat bersama istrinya sarapan pagi di sebuah warung sebelah barat hotel tersebut. Ia membayar dengan uang pecahan ribuan yang sudah tergulung rapi. Dia mengambil dari saku kanan bajunya, yang diduga dari hasil mengemis. Namun, pria asal Sigli itu berbicara menggunakan bahasa campuran Aceh-Indonesia, baik dengan istri maupun warga setempat. #
Coba perhatikan diri kita, lingkungan kita. Apakah kita merasa kesulitan mencari rezeki?Merasa capek dan letih karena setiap hari pontang panting bekerja? Merasa bosan pergi pagi pulang malam “hanya” demi mengais nafkah ala kadarnya, hanya “penyambung hidup” saja?
Hari ini, kita patut mengevaluasi diri kita. Apa sebenarnya Penyebab Terhambatnya Rizki :
1. Mungkinkah karena terkikisnya keimanan kita pada Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan bukan membuat kita semakin dekat denganNya tapi malah sebaliknya. Terlalu sibuk kerja, mengakibatkan sering kita menunda-nunda waktu sholat, bahkan sampai lupa waktu sholat. Lalai…. Selain itu tak sempat pula membaca Al-qur’an, apalagi menghadiri majelis ta’lim walaupun hanya seminggu sekali.
2. Atau karena terlalu banyak dosa dan maksiat yang kita lakukan, baik disadari maupun tidak. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya” (HR. Ahmad). Dan untuk menghapus dosa adalah dengan cara Taubatan Nasuha. Taubatan nasuha adalah taubatan yang sebenar-benarnya dimana kita berhenti melakukan perbuatan dosa, berusaha memperbaiki diri dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosa lagi.
3. Atau kita Tanya diri kita, “Sudah halalkah pekerjaan kita?” Adakah unsur haram dari apa yang kita lakukan? Adakah unsur judi-nya, atau melayani order pabrik minuman keras? Atau terjerat Riba yang jelas haramnya. Jika ada kategori haram dalam apa yang sedang kita kerjakan, kita perlu banyak beristighfar, sambil mencari jalan keluarnya. Namun jika kita merasa apa yang kita kerjakan sudah halal semua, ada lagi pertanyaan berikutnya, “Apakah sudah benar dalam mencari dan menjalaninya?” Untuk menjawabnya, tentu kita sendiri yang tahu. Sebab, hasil dari pekerjaaan yang haram tidak akan berkah, cepat habis untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah dan membawa penyakit buat diri sendiri dan orang lain.
4. Yang terakhir, “Apakah kita termasuk yang malas bersedekah.” Harus dipaksa, harus selalu diingatkan. Padahal, bila kita mengetahui bahwa sesungguhnya sedekah yang kita lakukan adalah investasi yang akan kita nikmati dikemudian hari. Apa yang kita berikan, tak akan berkurang, malah akan semakin bertambah. Tak pernah ada cerita orang bersedekah, setelah itu ia jadi miskin. Tapi cerita tentang orang yang “MENDADAK MISKIN” itu banyak, salah satunya karena ia kurang bersedekah.
Alhamdulilah, berkat dukungan dan respon dari pembaca semua, Buletin Munashoroh masih eksis sampai Tahun yang ke-8 ini. Pendistribusiannya juga bertambah ke wilayah Pandeglang, Bogor, Sukabumi, Karawang, Kuningan dan Indramayu. Semoga Allah SWT senantiasa menambah Barokah buat kita. Amin
NB :Bila ada pembaca yang berkeinginan memperoleh Buletin Dakwah Munashoroh (GRATIS untuk Masjid Mushala di Jakarta, Jawa Barat dan Banten), dapat menghubungi kami di 021.99464830.