Kamis, 28 Mei 2015

"Wajah Baru" YMI Sukabumi

Berkat bantuan donatur dan berbagai pihak, Alhamdulillah kini tempat ngaji YMI Sukabumi sudah makin cantik. Plang Neon Box sudah terpasang gagah di pinggir jalan kampung Cireundeu. Semoga anak-anak asuh makin semangat ngaji ya....




Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim Hingga Pelosok Desa

Sabtu, 06 Desember 2014

Dua Teori Kemiskinan

Ada dua teori kemiskinan yang sangat dikenal. Pertama, teori Lingkaran Setan Kemiskinan (Vicios Cycle of Poverty) yang dikemukakan Ragnar Nurkse tahun 1953. Sedangkan yang kedua adalah teori Pendekatan Sumber Daya dan Hak (Endowment and Entitlement Approach) yang dikemukakan oleh Armatya Sen tahun 1981. Sen adalah ekonom peraih Nobel.

Dalam teori Lingkaran Setan Kemiskinan, dikemukakan bahwa kaum miskin terperangkap dalam satu siklus yang tidak berujung, bahkan akan memperparah kemiskinannya. Kaum miskin hidup dalam keterbelakangan dengan rata-rata tingkat pendidikan yang rendah. Untuk bekerja, mereka hanya punya sumber daya atau modal yang minim dan tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Lingkungannya kumuh dan tidak memadai, beresiko terganggunya kesehatan. Dengan pendidikan rendah, mereka bekerja sebagai apa saja dengan tingkat penghasilan tidak memadai untuk hidup layak. Tidak ada yang bisa ditabung guna pendidikan dan pemodalan anaknya di masa depan. Akibatnya, kehidupan mereka hari demi hari cenderung melanggengkan ketidakberdayaan itu, dan berlanjut hingga generasi penerusnya, anak dan cucunya. Bahkan biasanya lebih parah lagi ketidakberdayaannya.

Sedangkan dalam Pendekatan Sumber Daya dan Hak, disebutkan bahwa kemiskinan adalah fenomena multidimensi yang tidak sebatas akibat minimnya modal dan kemampuan kerja. Kemiskinan dapat disebabkan oleh ketidakmampuan bekerja secara produktif, kemerosotan daya beli, hingga keterasingan dari kehidupan masyarakat. Konsep ini menegaskan bahwa kemiskinan tidak hanya berhubungan dengan ketidakmampuan kerja, tapi juga berkaitan dengan hak-hak yang tidak terlindungi, serta hilangnya kesempatan untuk mendapat harga yang layak atas produk yang dihasilkan atau tenaga yang diberikan, atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh bantuan, subsidi, dan program-program dari pemerintah. (DZS, Potret Dhuafa Perekonomian Indonesia).

Rabu, 07 Mei 2014

Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa

Ayo bantu anak-anak yatim di pelosok desa tertinggal.....
CUKUP DENGAN Rp.30.000 PER BULAN, 1 ORANG DI KOTA DAPAT MENGASUH / MENYEKOLAHKAN 1 ANAK YATIM/DHUAFA DI PELOSOK DESA.
Hub. 0877.802.55.713 / 021.994.64.830
Alhamdulillah, sekarang Yayasan Munashoroh Indonesia sudah membuka cabang-cabang baru di pelosok desa di Lampung Timur dan Selatan, Desa Negeri Agung (Lampung Timur) dan Desa Branti Raya (Lampung Selatan).#

Rabu, 01 Januari 2014

Rejeki itu Tak Akan Tertukar

Suatu hari Nabi Daud AS kedatangan seorang janda yang menangis tersedu-sedu. Dengan emosi dan perasaan yang campur aduk, perempuan itu berkata, “Allah SWT itu sebenarnya adil atau tidak sih?”
Nabi Daud,“Mengapa berkata seperti itu bu?” Janda itu menjawab, “Bagaiamana aku tidak mempertanyakan, aku ini seorang janda yang miskin, mengasuh tiga anak, ketiga-tiganya perempuan, tidak bisa bekerja kecuali hanya bisa menenun kain ala kadarnya. Namun setelah berhari-hari aku menenun kain, dan berhasil menyelesaikan kain tenun yang tidak seberapa banyaknya, dengan penuh harapan kepada Allah, aku bawa kain tenun itu ke pasar, dengan maksud hendak menjual kain tenun itu.
Ternyata…. tiba-tiba datang burung dan langsung menyambar kain tenun saya, ia ambil kain tenun itu dan dibawanya terbang.
Aku pun terduduk lemas, menangisi dan meratapi nasib yang begitu berat. Sudah beberapa hari ini aku menangis. Hingga aku teringat Nabiyallah Daud AS. Maka kedatanganku kesini hendak menumpahkan seluruh rasa dan perasaanku kepada Nabiyallah, semoga Nabiyallah berkenan sampaikan kepada Allah SWT.
Tiba-tiba Nabi Daud AS kedatangan rombongan pedagang. Ada 10 orang. Dengan tergopoh-gopoh masing-masing pedagang menyerahkan 100 dinar. Mereka berkata, “Nabiyallah, uang ini adalah nadzar kami, sebab kami tidak tahu harus diberikan kepada siapa, maka kami serahkan semuanya kepada Nabiyallah, dengan harapan Nabiyallah menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya.”
Nabi Daud AS,“Memang apa yang terjadi sehingga kalian bernadzar sedemikian besar?” Lalu mereka pun bercerita bahwa ketika mereka sedang berada di tengah lautan, tiba-tiba datang badai yang mengombang ambingkan kapal mereka, membenturkannya ke sana sini, sehingga kapal itu bocor dan mereka sangat khawatir bahwa kapal mereka akan karam. Tiba-tiba datang seekor burung yang membawa segulung kain tenun dan menjatuhkannya kepada kami, maka dengan kain itu kami berhasil menambal kebocoran yang ada, dan tidak lama setelah itu badai reda, maka kami sepakat bernadzar akan memberikan uang masing-masing 100 dinar.”
Maka Nabi Daud AS pun berkata kepada perempuan itu, “Wahai hamba Allah, inilah bukti bahwa Allah SWT menghargai kain tenunmu dengan harga 1000 dinar, jangan lagi kau pertanyakan Allah SWT adil atau tidak. Ambillah 1000 dinar ini, dan pergunakan untuk menafkahi anak-anak dan dirimu.”
Allah SWT menurunkan cobaan kepada kita dengan hal-hal yang membawa kebaikan bagi kita, namun, sayangnya, kita sering menduganya dengan kebalikannya. Yakinlah bahwa ada banyak kebaikan menunggu kita di balik suatu musibah yang menimpa kita, asalkan kita bersabar…#

Rabu, 30 Oktober 2013

Waspada! Memberi Sedekah Kepada Pengemis di Jalanan

Terobosan Walikota Bandung Ridwan Kamil yang akan mempekerjakan para pengemis dan anak jalanan sebagai penjaga kebersihan (penyapu jalanan) kota Bandung patut di acungi jempol. Namun sayangnya justru para pengemis dan anak jalanan menolaknya dengan alasan gaji yang ditawarkan terlalu kecil yaitu sebesar Rp.700.000,-
 
Sementara mereka menghendaki gaji minimal sebesar Rp.4juta - 10juta/bulan. Karena penghasilan mengemis di jalanan saat ini jauh lebih besar (dari sekedar Rp.700.000/bulan).
 
Sungguh Ironis…. sementara bekerja sebagai buruh di pabrik saja saat ini tidak sampai Rp.4 juta/bulan. Ini menjadikan kita harus berpikir ulang jika ingin memberikan uang kepada peminta-minta di jalanan.
 
Karena ternyata, belas kasihan kita justru tidak mendidik mereka, menyebabkan mereka semakin malas bekerja.
 
Bila ingin bersedekah, masih banyak caranya. Bisa langsung ke panti asuhan, panti jompo, pesantren, yayasan sosial, lembaga zakat dan lain-lain. Hindari memberi sedekah langsung ke pengemis jalanan, apalagi lembaga-lembaga sosial yang ada sudah banyak dan konkrit dalam menyalurkan dan memberdayakan fakir miskin dan anak-anak yatim. Carilah lembaga yang terpercaya dan jujur dalam menyalurkannya.
 
Bayangkan bila semua pengendara tidak lagi memberi uang kepada para pengemis jalanan itu, maka lambat laun mereka akan kapok dan jalanan akan bersih dari pengemis, karena mereka semua akan berpindah dipekerjakan sebagaimana mestinya, bisa oleh lembaga sosial yang didirikan masyarakat, atau lembaga pemerintah yang bertanggungjawab. #

Sabtu, 27 Juli 2013

Apa Motivasi Kita Mencari Rejeki ?

Dalam bekerja dan mencari rejeki, setidaknya ada 3 jenis motivasi seseorang, yakni :

1.      Motivasi Materi (Uang)
Inilah dorongan kebanyakan orang, cari duit, dapat keuntungan, supaya bisa makan, beli baju baru, rumah mewah, mobil, dan sebagainya. Intinya adalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan fisik semata. Ini disebut juga motivasi kebendaan, Al-Quwwah Al-Madiyyah.
“Barang siapa menjadikan dunia sebagai obsesinya, Allah SWT memecah belah urusannya, menjadikan kefakiran didepannya, dan dunia tidak datang kepadanya kecuali sebatas yang telah ditentukan baginya.” (HR. Ahmad).

2.      Motivasi Emosional
Ada juga orang yang bekerja atau berusaha/berbisnis karena dorongan emosi, seperti ingin dihargai, dipandang, tidak ingin dilecehkan, tidak mau dihina, dan sebagainya. Motivasi seperti ini disebut Al-Quwwah Al-Ma’nawiyyah. “Sesungguhnya perbuatan itu bergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari Muslim).

3.      Motivasi  Spiritual
Motivasi ini muncul karena adanya dorongan kesadaran bahwa bekerja mencari rejeki ada hubungannya dengan Allah SWT, bukan sekedar supaya dapat uang atau harga diri, tapi lebih dari itu semua. Dengan motivasi ini, seseorang akan siap melakukan apa saja dan berkorban apapun asalkan Allah SWT ridho kepadanya. Inilah motivasi tertinggi, Al-Quwwah Arruhiyyah.
“Sesungguhnya ada sebagian dosa yang tidak bisa terhapus oleh puasa dan sholat.” Ditanyakan ke beliau SAW, “Apa yang bisa menghapusnya ya Rasulullah?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Bekerja mencari nafkah kehidupan.” (HR. Abu Nuaim). Dalam hadits lain disebutkan, “Pebisnis yang jujur dan terpercaya akan bersama-sama dengan Nabi, Shiddiqin dan para Syuhada.” (HR Tirmidzi). 

Wallahu a'lam.
 

Jumat, 14 Juni 2013

Pesan Direktur Munashoroh Indonesia Menyambut Ramadhan

10 Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan
Tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Untuk menyegarkan ingatan kita akan anjuran di bulan suci Ramadhan, mari kita simak 10 amalan sunnah di bulan Ramadhan. 

1.        Mengakhirkan makan sahur
Dari Abu Zar Al-Ghifari ra. dengan riwayat marfu`, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad: 1/547)
Dari Abi Said al-Khudri RA, “ Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air.  Sesungguhnya malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. (HR Ahmad: 3:12)

2.    Menyegerakan Berbuka Puasa
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW berbuka dengan rutbaat (kurma segar) sebelum beliau shalat, apabila tidak ada maka dengan beberapa tamar (kurma) dan apabila tidak ada, beliau meminum air. (HR Abu Dawud, Hakim dan menshahihkannya serta Tirmidzi meng-hasankannya).

3.    Membaca Al Qur’an
"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf. " (HR. At-Tirmidzi, katanya hadits hasan shahih).

4.    Shalat tarawih
“Barangsiapa sholat tarawih dengan dilandasi keimanan dan mengharap pahala dari Alloh maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhori dan Muslim).

5.    Meninggalkan perkataan kotor
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ” Berpuasa bukan hanya (menahan) dari makan dan minum, sesungguhnya berpuasa dari lagwun (perbuatan yang sia-sia) dan rofats (perkataan yang kotor)”. ( HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim).

6.    Memperbanyak Sedekah
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al-Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

7.    Memperbanyak Doa
Doa orang berpuasa adalah salah satu doa yang paling mustajab. Dalam kondisi seseorang berpuasa, apalagi jika yang berpuasa itu bukan hanya panca inderanya, akan tetapi juga hatinya ikut berpuasa maka doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Karena salah satu sebab dikabulkannya doa adalah bersihnya hati kita sehingga cahaya doa dapat langsung menembus Arys dan didengar serta dikabulkan oleh Allah SWT.

8.    Menyibukan diri Dalam Kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah SWT. “Amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan.” (HR.Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi).

9.    Memberi Makan Kepada Orang yang Berpuasa Dan Menjalin Silaturahmi
“Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (HR Bukhari dan Muslim).

10.  Beri‘tikaf
Aisyah RA berkata, ”Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan meninggalkan isterinya (tidak berhubungan suami isteri).(HR Bukhari dan Muslim).

Adhi Azfar
Direktur Munashoroh Indonesia