Rabu, 02 Juni 2010

LAUNCHING NEW PROGRAM MUNASHOROH

Program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa (Jarak Jauh)
Nun di desa di sana, bertebaran anak-anak yatim. Tentu hidupnya tidak lebih baik dari anak-anak yatim dikota. Bahkan -rasanya- jauh lebih buruk. Disamping jumlahnya sangat banyak (Disalah satu Desa Binaan Munashoroh, anak yatimnya berjumlah sampai 165 orang). Kehidupan yang serba tidak cukup menjadikan mereka terbelakang dalam hal Ilmu, tata krama, ekonomi dan yang sangat penting, yaitu kesehatan.


Diatas prinsip itulah, CUKUP DENGAN Rp.30.000 / Bulan, anda dapat membantu 1 (Satu) Anak Yatim di Desa. Anda juga dapat memilih langsung nama anak yatim yang akan anda santuni, termasuk dari Desa mana yang anda inginkan, silahkan klik di www.munashoroh.blogspot.com. Dana yang terkumpul akan dikelola untuk membantu biaya sekolah, membangun Taman Pendidikan Al-Qur'an, Klinik Kesehatan Gratis, dan lainnya yang dibutuhkan. CP. Ratna : 021 – 471.38.71, Aridin : 0856-1389341.

Kisah Nyata : Dasyhatnya Kekuatan Do'a


Kisah ini diceritakan oleh Seorang Dokter Spesialis Jantung (dalam sebuah Seminar di Jakarta Selatan, Maret 2010 lalu). Ada 2 anak (dari keluarga berbeda) yang mengidap kelainan jantung. Sebutlah Ahmad dan Budi – bukan nama sebenarnya. Hasil rekam medis menyatakan kedua anak tersebut jantungnya bocor. Tak ada cara lain, harus OPERASI!

Namun Budi kelainan jantungnya lebih ringan. Meski sudah beberapa bulan belakangan terus diobati, tapi tetap harus menjalani operasi. Berbeda dengan Ahmad, yang agak lebih berat, bahkan Dokter memperkirakan peluang Ahmad sangat kecil untuk bisa selamat (tanpa cacat) setelah operasi.

Budi pun dioperasi, ditemani kedua orang tuanya. Demikian juga dengan Ahmad, diiringi Ayah dan Ibu kandungnya.

Setelah Operasi, hasilnya diluar perkiraan para Dokter. Ahmad yang diperkirakan sulit untuk diselamatkan, ternyata justru sembuh total dan seluruh organ tubuhnya dapat bergerak normal. Sementara Budi, akhirnya meninggal dunia.

Sang dokter kemudian memanggil Ayah masing-masing anak ini. Lalu ia bertanya kepada Ayah si Ahmad, ”Apa yang Bapak lakukan sehingga Ahmad bisa selamat?” Sang Ayah menjawab, ”Selama anak saya  mengidap kelainan Jantung ini, saya selalu berdoa siang dan malam, bahkan beberapa saat sebelum Operasi, saya Berkeliling ke Majelis-majelis Ta'lim minta agar anak saya dido'akan agar diberikan yang terbaik dalam operasi yang menentukan ini.”

Kemudian sang dokter bertanya kepada Ayah si Budi, ”Apakah Bapak juga berdo'a ketika sebelum anak Bapak akan dioperasi?” Sang Ayah justru menjawab, ”Saya sudah lelah berdo'a.”