Jumat, 03 Desember 2010

Wawancara Radio JIC dengan Ketua Umum Munashoroh Indonesia


           
Hari kamis, 4 November 2010 lalu, Radio Jakarta Islamic Center (JIC) 107,7 FM mewawancarai Adhi Azfar (Ketua Umum Yayasan Munashoroh Indonesia) LIVE selama 2 jam, berikut petikannya :

JIC : Bisa Bang Adhi jelaskan, bagaimana sejarah berdirinya Munashoroh?
Adhi : Awal tahun 2000, ketika itu kami masih tergabung dalam Remaja Masjid di wilayah Pulo Asem, Pulogadung, Jakarta Timur. Kami menyaksikan sendiri bagaimana krisis moneter itu terjadi, disekeliling kami banyak muncul pengangguran baru, yang tadinya tidak miskin jadi miskin, bahkan yang miskin malah murtad / keluar dari Islam gara-gara dijanjikan sejumlah beras dan Mie. Lalu, kami mencoba mengumpulkan dana infaq dari warga sekitar. Alhamdulillah responnya cukup tinggi.

JIC : Setelah itu jadi Yayasan ?
Adhi : Ya, setelah 3 tahun berjalan ternyata kepercayaan warga sangat tinggi, yang dibuktikan dari dana yang dikumpulkan cukup banyak, sehingga pada 10 Juli 2003 kami menghadap notaris untuk membentuk sebuah Yayasan yang diberi nama Munashoroh. Tanggal tersebut kemudian kami jadikan Hari Ulang Tahun Yayasan.

JIC : Mengapa memilih nama Munashoroh? Apa filosofinya?
Adhi : Memang banyak pilihan kala itu. Nama Munashoroh kita pilih karena mewakili cara kerja kita, serta merepresentasikan visi dan misi kita untuk menolong, dan berbagi. Lalu kita juga menetapkan slogan yaitu berbagi sepenuh hati, berbakti tiada henti. Bila kita ingin berbagi, tidak perlu menunggu banyak baru dibagi, tapi apa yang kita miliki, bila ada orang lain membutuhkan, maka kita akan membaginya.

JIC : Sejak tahun 2003 itu, apa saja yang telah dilakukan? Program apa saja yang ada?
Adhi : Prinsip program kami adalah memberdayakan. Jadi tidak hanya menyantuni. Kita seringkali mendengar “Si Fulan penerima sembako dhuafa tahun ini..” Lalu tahun depan si Fulan itu jadi penerima sembako dhuafa lagi, tahun depan lagi..sampai seterusnya. Sehingga mereka yang miskin akan selalu jadi miskin dan menerima terus menerus. Itu namanya menyantuni, tapi kalau memberdayakan, maka mereka yang tadinya miskin, harus keluar dari lumpur kemiskinan, dengan program-program yang tepat sasaran. Salah satu program kami adalah Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa, dimana anak-anak yang orang tuanya tidak berdaya karena kemiskinannya, kita sekolahkan, sampai mereka jadi “orang” berprestasi, bekerja dan berusaha untuk memperbaiki taraf hidupnya. Jangan sampai orang tua yang miskin melahirkan anak yang juga miskin.

JIC : Sekarang Munashoroh sudah memiliki Cabang Kepengurusan dimana saja?
Adhi : Sampai akhir tahun 2010 ini, sudah ada 10 Cabang Kepengurusan yang bersedia bekerja di Munashoroh sebagai ladang amal mereka (jadi memang tidak digaji bulanan, namun tetap ada beberapa penggantian uang pulsa, transport, dan kafalah diakhir tahun serta rihlah bagi pengurus dan keluarganya). Namun disini tidak mengurangi Profesionalitas Pengurus Yayasan, justru karena ikhlas bekerja itulah kita jadi Profesional. Terbukti dengan adanya 10 Cabang Munashoroh di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bekasi, Bogor, Tangerang, Pandeglang, Kuningan, Karawang, Indramayu dan Sukabumi. #


Sabtu, 30 Oktober 2010

Liputan dari Desa Kampung Baru Babelan Bekasi

Para Orang Tua Asuh yang dirahmati Allah SWT,
Berikut kami sampaikan laporkan Hasil Test dan Ujian anak yatim asuhan Bapak/Ibu/Sdr/i, dari Desa Kampung Baru Bekasi (Secara detail kami kirim langsung ke alamat tinggal atau Email Bapak/Ibu/Sdr/i)

Test & Ujian ini berlangsung pada hari Ahad 24 Oktober lalu, Anak-anak asuh Bapak/Ibu/Sdr/i telah melewati test & ujian Baca Qur'an, Hafalan Qur'an, Kemampuan Belajar di Sekolah.. Mereka semuanya semangat untuk terus sekolah, meski dengan kondisi terbatas..

Namun bagi Orang Tua Asuh yang memiliki anak asuh di Desa Tanjung Air (disebabkan cuaca hujan yang tidak menentu belakangan ini), Pengurus Munashoroh Bekasi sangat kesulitan menembus Desa tersebut, karena akses jalannya tergenang dan keterbatasan Sarana Transportasi kami.. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini..
Jazakumullah, Semoga jadi Amal Sholeh bagi para Orang Tua Asuh semua...

--- Sukseskan Program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa  ---

Sabtu, 16 Oktober 2010

Orang Miskin itu, Tanggung Jawab Siapa ?

Humor seorang Sufi..

Alkisah ada seorang Sufi yang sudah merasa teramat dekat dengan Tuhan-nya. Suatu hari ketika sedang berjalan, Sang Sufi berpapasan dengan seorang yang sangat miskin. Tubuhnya kurus kering, tinggal tulang berbalut kulit yang dibungkus dengan kain compang-camping seadanya.
Badannya tergeletak lemas di pinggir jalan, bibirnya mengering, menandakan sudah lama si miskin tidak mendapat makan. Melihat penderitaan si miskin, Sang Sufi pun berteriak protes pada Tuhan-nya, “Ya Tuhan, mengapa Engkau tidak lakukan sesuatu untuk orang ini..” Sesaat kemudian, terdengar jawaban, “Ya! Makanya itu Aku ciptakan kamu!”

Sabtu, 11 September 2010

Sukseskan Program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa


Dengan Rp.30.000 Per Bulan, anda dapat menyantuni & menyekolahkan anak yatim di desa, sampai mereka lulus SMU.
Sejak program ini diluncurkan 2 bulan lalu, dari 241 anak yatim desa yang dibina Yayasan, masih ada 63 anak yatim desa lagi yang belum memperoleh Orang Tua asuhnya...
Anda-kah orangnya...? Hub. 021-99464830

MUNASHOROH JAWA BARAT IN ACTION (Agustus 2010)


Ahad, 15 Agustus 2010
# Meraih Penganugerahan Anak Yatim Desa Terbaik dari 4 Desa Binaan Munashoroh
# Pagelaran Seni Anak Yatim Desa Tanjung Air, Babelan, Bekasi
Restoran Papa Ron Pizza, Mampang, Jakarta Selatan

MELURUSKAN ARTI KATA “IDUL FITHRI”


Seringkali kita mendengar dari para penceramah di mimbar-mimbar menerangkan bahwa Idul Fithri itu maknanya ialah “Kembali kepada Fitrah.” Yakni : Kita kembali kepada fitrah kita semula (suci) disebabkan telah terhapusnya dosa-dosa kita.

            Secara terminologi, kata Ied memang artinya kembali (berasal dari kata 'ayada). Namun kata Fithr, berasal dari lafadz Fithru, atau Ifthaar, yang artinya menurut lughoh/bahasa : Berbuka (yakni berbuka puasa jika terkait dengan puasa).

            Jadi, Idul Fithri artinya adalah “Hari Raya berbuka Puasa” Atau “Kembali Berbuka.” Yakni kita kembali berbuka (tidak puasa lagi) setelah selama sebulan kita berpuasa. Bukan “Kembali kepada Fitrah” karena kata  “Fitrah” tulisannya menggunakan [Ta marbuthoh] setelah [Fa-Tha-Ra] sedangkan “Fithru” adalah [Fa-Tha-Ra] saja.“

            Secara syara' pun, hadits yang terkait dengan Idul Fithri juga menerangkan bahwa “Idul Fithri” itu ialah “Hari Raya Kita Kembali Berbuka Puasa.” Mari kita tengok haditsnya, “Dari Abi Hurairah (ia berkata), Bahwasanya Nabi SAW bersabda. “Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (Idul) Adlha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan kurban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan.” [Hadits Shahih. Dikeluarkan oleh Imam-imam : Tirmidzi No. 693, Abu Dawud No. 2324, Ibnu Majah No. 1660, Ad-Daruquthni 2/163-164 dan Baihaqy 4/252]

            Dalam salah satu lafadz Imam Daruquthni, “Puasa kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berpuasa, dan (Idul) Fithri kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka.” Serta dalam lafadz Imam Ibnu Majah, “(Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adlha pada hari kamu menyembelih hewan.”

            Oleh karena itu, lafadz tersebut dengan tegas-tegas menyatakan bahwa Idul Fithri ialah hari raya kita kembali berbuka puasa (tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa), sehingga disunnatkan makan terlebih dahulu pada pagi harinya, sebelum kita pergi ke tanah lapang untuk mendirikan shalat Ied. Supaya umat mengetahui bahwa Ramadhan telah selesai dan hari ini adalah hari kita berbuka bersama-sama. Itulah arti Idul Fithri yang sesungguhnya.

Selasa, 20 Juli 2010

Nantikan.. Launching Buku

MENJADI ORANG KAYA YANG BERKAH
Agustus 2010

”Menjadi orang kaya adalah keinginan semua orang. Tapi menjadi orang kaya
yang berkah? Adhi Azfar dengan jeli melihat celah indah ini. Yang tak
semua orang bisa melihatnya. Yang tidak semua orang bisa
mengkombinasikannya. Ada yang ingin kaya namun caranya tidak berkah. Ada
yang jalannya berkah namun tidak kunjung kaya. Dengan uraian yang
sederhana, berangkat dari topik sehari-hari seperti memulai pekerjaan di
waktu pagi, makan hingga suapan terakhir, hingga rajin shalat dhuha, rajin
silaturrahmi dan kisah indah dari Negeri Saba. Singkatnya, apa yang
disampaikan Adhi boleh jadi bukan sesuatu yang baru, namun cara
mengungkapkannya baru. Mengajak kita semua untuk merenung apakah kita
memang benar-benar ingin kaya, atau sudah kayakah kita? Kalau sudah kaya,
apakah kekayaan kita sudah berkah? Two thumbs up buat Adhi Azfar !”
(Heru Susetyo, Dosen Fakultas Hukum UI dan Advokat HAM pada PAHAM Indonesia)

Subhanalloh, buku yang luar biasa yang dihadirkan oleh anak muda yang luar biasa,
buku ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin segera merubah hidupnya menjadi lebih baik
dan tambah barokah, sukses buat Mas Adhi Azfar yang dengan semangatnya mencoba meramu menjadi buku yang bermanfaat buat kita semua ….
(Chairuddin, General Manager PT. Telkomsel, Network Operation Jawa Tengah dan DIY)

Inspiratif Banget bukunya, alurnya bagus dan sistematis, jadi inovasi buat orang-orang yang mau kaya plus berkah. (Ustadz Albar, Da'i TPI)

Rabu, 02 Juni 2010

LAUNCHING NEW PROGRAM MUNASHOROH

Program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa (Jarak Jauh)
Nun di desa di sana, bertebaran anak-anak yatim. Tentu hidupnya tidak lebih baik dari anak-anak yatim dikota. Bahkan -rasanya- jauh lebih buruk. Disamping jumlahnya sangat banyak (Disalah satu Desa Binaan Munashoroh, anak yatimnya berjumlah sampai 165 orang). Kehidupan yang serba tidak cukup menjadikan mereka terbelakang dalam hal Ilmu, tata krama, ekonomi dan yang sangat penting, yaitu kesehatan.


Diatas prinsip itulah, CUKUP DENGAN Rp.30.000 / Bulan, anda dapat membantu 1 (Satu) Anak Yatim di Desa. Anda juga dapat memilih langsung nama anak yatim yang akan anda santuni, termasuk dari Desa mana yang anda inginkan, silahkan klik di www.munashoroh.blogspot.com. Dana yang terkumpul akan dikelola untuk membantu biaya sekolah, membangun Taman Pendidikan Al-Qur'an, Klinik Kesehatan Gratis, dan lainnya yang dibutuhkan. CP. Ratna : 021 – 471.38.71, Aridin : 0856-1389341.

Kisah Nyata : Dasyhatnya Kekuatan Do'a


Kisah ini diceritakan oleh Seorang Dokter Spesialis Jantung (dalam sebuah Seminar di Jakarta Selatan, Maret 2010 lalu). Ada 2 anak (dari keluarga berbeda) yang mengidap kelainan jantung. Sebutlah Ahmad dan Budi – bukan nama sebenarnya. Hasil rekam medis menyatakan kedua anak tersebut jantungnya bocor. Tak ada cara lain, harus OPERASI!

Namun Budi kelainan jantungnya lebih ringan. Meski sudah beberapa bulan belakangan terus diobati, tapi tetap harus menjalani operasi. Berbeda dengan Ahmad, yang agak lebih berat, bahkan Dokter memperkirakan peluang Ahmad sangat kecil untuk bisa selamat (tanpa cacat) setelah operasi.

Budi pun dioperasi, ditemani kedua orang tuanya. Demikian juga dengan Ahmad, diiringi Ayah dan Ibu kandungnya.

Setelah Operasi, hasilnya diluar perkiraan para Dokter. Ahmad yang diperkirakan sulit untuk diselamatkan, ternyata justru sembuh total dan seluruh organ tubuhnya dapat bergerak normal. Sementara Budi, akhirnya meninggal dunia.

Sang dokter kemudian memanggil Ayah masing-masing anak ini. Lalu ia bertanya kepada Ayah si Ahmad, ”Apa yang Bapak lakukan sehingga Ahmad bisa selamat?” Sang Ayah menjawab, ”Selama anak saya  mengidap kelainan Jantung ini, saya selalu berdoa siang dan malam, bahkan beberapa saat sebelum Operasi, saya Berkeliling ke Majelis-majelis Ta'lim minta agar anak saya dido'akan agar diberikan yang terbaik dalam operasi yang menentukan ini.”

Kemudian sang dokter bertanya kepada Ayah si Budi, ”Apakah Bapak juga berdo'a ketika sebelum anak Bapak akan dioperasi?” Sang Ayah justru menjawab, ”Saya sudah lelah berdo'a.”  

Kamis, 20 Mei 2010

AQIQAH DESA TERUJUNG, Wujud Kami Ingin Memberi Manfaat

Allah mengizinkan kami untuk terus berbuat, kali ini giliran DESA PETANI KAMPUNG BARU, Babelan, Bekasi Utara, dalam acara Aqiqah Desa Terujung a.n SHAFA KHAIRUNNISA Binti Andreas Sujatmiko. Kamis, 13 Mei 2010. Terima Kasih atas kontribusi Sahabat semua, mari buat sisa hidup kita untuk memberi manfaat pada orang lain.

Kamis, 29 April 2010

Kalimat Hikmah

Pejuang sejati tak pernah berhenti sebelum “memenangkan” peperangan yang dijalani. Masing-masing kita memiliki medan perang yang berbeda-beda. Tanggung jawab kita adalah berjuang dan menang.

Jumat, 16 April 2010

Indonesia Masih Alergi Zakat ?

Zakat. Banyak orang Islam yang masih alergi bila mendengar kata ini. Bukan karena sifat bakhil dan kikir saja, tetapi juga lahir dari ketidakpahaman terhadap makna zakat itu sendiri.

Apalagi ditengah penderitaan multidimensi yang melanda negeri ini, yang nyaris mengakibatkan negeri yang dihuni mayoritas muslim ini porak poranda. Angka pengangguran meningkat, jumlah penduduk miskin membengkak, anak-anak putus sekolah karena tiada biaya, balita kekurangan gizi, dan lain sebagainya.

Kondisi ini diperparah dengan bencana berturut-turut yang menimpa negeri ini. Gempa bumi, tanah longsor, gelombang pasang tsunami, telah menyebabkan orang-orang kaya berubah tiba-tiba menjadi fakir-miskin yang meminta-minta, dan memperbanyak jumlah anak-anak yatim piatu karena kehilangan orang tuanya.

Bagi mereka yang hidupnya 'jarang menderita', barangkali akan lebih susah untuk merasakan bagaimana hidup susah. Padahal kesulitan dan kegelisahan hidup, bisa juga datang dari kekayaan yang terlalu melimpah. Tidak merasa aman, tidak merasa nyaman, adalah penderitaan dari sudut lain. Karena tidak berkah rezekinya. Atau juga karena banyaknya orang-orang susah yang mengelilingi kekayaannya. Atau karena lebarnya jurang pemisah antara sikaya dan simiskin.

Zakat yang dimaksud disini adalah solusi yang hendak ditawarkan agar hidup jadi mudah, jadi berkah, aman dan nyaman. Bukan hanya zakat fitrah saja, tetapi semua jenis zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang masuk kategori wajib zakat, pada waktu yang telah ditentukan, seperti zakat maal/harta, zakat penghasilan/profesi, zakat pertanian dan sebagainya. Inilah solusi yang akan membuat fakir miskin tersenyum, para korban bencana segera tertolong dan anak-anak yatim cerah masa depannya. Solusi yang 'seharusnya' dipakai oleh Pemerintah dan para pemimpin bangsa ini untuk mengakhiri penderitaan, menuju hidup sejahtera. Bahkan apabila ditelusuri lebih dalam lagi, maka kita akan menemukan mutiara zakat yang kemilau-nya dapat menyejukkan hati dan menyegarkan pikiran.

Kamis, 15 April 2010

Mencontoh Sedekah si Karim

Malam itu bulan bersinar terang di langit. Bintang bintang bertaburan. Subhanallah, alangkah indahnya. Seorang lelaki bernama Karim keluar dari rumahnya. Dulu, Karim dikenal gemar melakukan perbuatan yang dilarang agama. Namun, kini dia telah insaf dan bertobat. Sekarang, dia rajin shalat berjamaah di masjid. Dia juga tidak merasa malu untuk ikut mengaji dan belajar membaca Al Quran, bersama anak anak yang lebih muda usia nya.

Malam itu, setelah mendengar penjelasan dari Imam Masjid tentang keutamaan sedekah, hati Karim tergerak. Imam Masjid menjelaskan, jika seseorang memiliki uang seribu dirham dan ia menyedekahkan tiga ratus dirham, maka yang tiga ratus dirham itulah yang akan kekal dan dapat dinikmati di akhirat. Sedangkan yang tujuh ratus dirham tidak akan membuahkan apa apa.

Selama ini, Karim dikenal kaya dan kikir. Namun, sejak insaf dan tobat, dia telah berniat akan mengorbankan segala yang dimilikinya untuk memperoleh ridha Allah SWT. Sebagian hartanya telah dia rencanakan untuk disedekahkan dan diinfakkan di jalan Allah SWT.

Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu rumah. Dia telah menyiapkan satu kantong berisi uang seratus dirham untuk disedekahkan. Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seorang lelaki berkumis tebal muncul dari dalam rumah. Setelah mengucapkan salam, dia memberikan kantong uang itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit. Kejadian itu ternyata diketahui oleh beberapa orang penduduk daerah itu.

Pagi harinya, orang-orang di pasar ramai membicarakan apa yang dilakukan Karim tadi malam. Dua orang yang melihat Karim bersedekah berkata dengan nada mengejek, “Dasar orang tidak tahu agama, sedekah saja keliru, masak sedekah kok kepada seorang pencuri. Kalau mau sedekah itu, ya harusnya kepada orang yang baik!”

Obrolan orang di pasar itu sampai juga ke telinga Karim, ia hanya berkata dalam hati, “Alhamdullilah, telah bersedekah kepada pencuri!”

Hari berikutnya, ketika malam tiba, dia kembali keluar rumah. Dia ingin kembali bersedekah. Sama seperti malam sebelumnya, dia menyiapkan uang seratus dirham. Kali ini, dia memilih sebuah rumah di pinggir kota. Dia mengetuk pintu rumah itu. Seorang wanita membukakan pintu. Dia langsung menyerahkan sedekahnya pada perempuan itu lalu pulang.

Pagi harinya, pasar kembali ribut. Ternyata, ada orang yang mengetahui perbuatannya tadi malam. Orang itu bercerita sinis, “Memang, Karim itu tidak jelas. Rajin pergi ke Masjid, tetapi memberi sedekah saja masih salah. Kalau kemarin malam dia memberi sedekah kepada seorang pencuri. Lha, tadi malam, dia memberi sedekah kepada seorang pelacur!”

Perbincangan orang di pasar itu sampai juga ke telinganya. Karim hanya berkata lirih, “Alhamdulillah, telah bersedekah kepada seorang pelacur!”

Malam harinya, Karim kembali keluar rumah untuk sedekah. Dia memilih rumah yang ada di dekat pasar. Setelah mengantarkan sedekahnya, dia pulang. Kali ini Karim berharap, dia tidak keliru lagi memberikan sedekahnya.

Pagi harinya, pasar lebih ribut dari sebelumnya. Seorang penjual daging berkata, “Nggak tahulah! Karim itu memang aneh, makin nggak jelas. Mau sedekah saja kok kepada orang kaya. Padahal, orang yang miskin dan memerlukan uang untuk makan, masih banyak dan ada di mana mana!”

Ternyata, rumah yang didatangi Karim dan diberi sedekah tadi malam adalah rumah orang kaya. Mendengar berita dan omongan yang ada di pasar tentang kekeliruannya memberikan sedekah ia tetap memuji Allah SWT, “Alhamdulillah, telah sedekah kepada pencuri, pelacur, dan orang kaya!”

Malam harinya, ia shalat tahajud, lalu tidur. Dalam tidurnya dia bermimpi didatangi oleh seseorang yang memberi kabar kepadanya, “Sedekahmu kepada pencuri, membuat pencuri itu insaf, sehingga dia kini tidak mencuri lagi. Sedekahmu kepada pelacur, membuat wanita itu tobat dan tidak berzinah lagi, dan sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan orang kaya tersebut sadar dan merasa malu. Kini, orang kaya yang pelit itu mau mengeluarkan zakat dan infak. Sedekahmu yang ikhlas itu diridhoi Allah SWT.”

Setelah itu Karim semakin khusyuk beribadah dan banyak mengerjakan kebajikan. Dia sadar bahwa yang paling penting dalam ibadah adalah niat karena Allah, disertai ilmu yang mumpuni sehingga tepat dalam menjalankan ibadah. Bukan sekedar mengikuti perkataan orang banyak. Ikhlas dan tetap teguh meski banyak cacian datang. Hanya Allah-lah yang berhak menilai, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang.

Rabu, 24 Maret 2010

Zakat adalah Domain Negara

Para Ulama salaf telah sepakat, bahwa zakat adalah domain negara, yaitu bahwa zakat adalah diurus atau diatur oleh negara.

RUU Zakat : Yang tidak berzakat akan kena SANKSI

Umat Islam yang masuk kategori wajib zakat, namun tidak berzakat, nanti akan terkena sanksi. Begitulah salah satu isi dari Rancangan Undang-undang Zakat yang baru, yang sedang diusulkan oleh Forum Zakat (FOZ), asosiasi penyelenggara zakat yang memiliki anggota sekitar 200 organisasi, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan sejumlah anggota DPR Komisi VII di Gedung Nusantara II, beberapa waktu lalu.

Mari kita tengok bagaimana sanksinya : Misalnya, Si wajib zakat (muzaki) punya kewajiban zakat sebesat Rp.1 Juta, namun dia tidak membayar zakat pada bulan itu (bulan dimana dia wajib bayar zakat), maka dia harus membayar 10% lebih besar dari kewajibannya di bulan berikutnya, plus zakat yang wajib dibayar di bulan berjalan.

Begini perhitungannya. Bila dia tidak bayar dibulan Januari sebesar Rp.1 Juta, maka di bulan Februari dia wajib membayar : 10 % dari Rp. 1 Juta adalah Rp.100 ribu, ditambah Rp. 1 Juta (Zakat dia di bulan Januari) dan ditambah Rp. 1 Juta lagi (Zakat dia di bulan Februari). Jadi Totalnya adalah Rp.2,1 Juta.

Lenkapnya, pada Pasal sanksi tersebut berbunyi “setiap muzaki yang tidak melaksanakan kewajiban zakat… akan tetap dikenakan kewajiban membayar zakat yang ditinggalkan ditambah dengan denda adminitasi sebesar 10% dari jumlah zakat yang ditinggalkan.” Ini ada dalam Bab X RUU Zakat mengenai penerapan sanksi.

Saifuddin Donodjoyo, Anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi Gerindra dalam rapat tersebut, berpendapat, “Sebelum ada sanksi, perlu ada penjelasan dulu seperti apa pelaksanaannya.” Hasil rapat tersebut juga akan dibawa dalam Pansus dan Panja DPR yang membahas pasal demi pasal RUU Pengelolaan Zakat.

Rabu, 24 Februari 2010

Mengapa Program Rendang Qurban Desa ?

Baru-baru kami (Blog Munashoroh) menerima komentar yang sangat baik : Rendang Qurban mengikuti yang sudah ada (Cornet Qurban)….

Insya Allah program Rendang Qurban Desa berbeda dengan Cornet Qurban (program yg sudah ada di salah satu Lembaga Zakat juga)… Namun program Rendang Qurban Desa ini bermaksud ‘Menyempurnakan’ program-program keummatan yang lain, dalam rangka memberi kemashlahatan dan kemajuan untuk umat Islam. (Antar program tersebut saling mendukung dan melengkapi).

Bedanya : Kalau Rendang bisa langsung dikonsumsi saat itu juga (dipotong dan dimasak di hari raya, dan dikonsumsi pada hari raya sampai berakhirnya hari Tasyrik / 3 hari setelah hari raya). Tapi kalau Cornet Qurban tidak bisa dikonsumsi saat itu juga, karena proses pembuatannya di luar negeri, yang tentunya memakan waktu.

Bayangkan bila semua Qurban menjadi Cornet…tentu pada hari raya tidak ada yang menikmati daging Qurban.

Oleh karena itulah diluncurkan program Rendang Qurban Desa… Yang langsung bermanfaat pada hari itu juga..langsung Tim Munashoroh sendiri yang memotong, memasak dan mendistribusikannya di Desa-desa Terujung di Indonesia (sesuai Request para pequrban).

Jazakallah
Tim Munashoroh

Senin, 15 Februari 2010

AQIQAH DI DESA TERUJUNG


Kebahagiaan Anda dan sikecil, juga dinikmati oleh mereka, anak-anak yatim di Desa Terujung.
Ikuti... PROGRAM AQIQAH DI DESA TERUJUNG, Bersama Yayasan Munashoroh Indonesia.
Harga Kambing Rp.550.000 s.d Rp.1.500.000
CP : 021-99464830