Rabu, 30 Oktober 2013

Waspada! Memberi Sedekah Kepada Pengemis di Jalanan

Terobosan Walikota Bandung Ridwan Kamil yang akan mempekerjakan para pengemis dan anak jalanan sebagai penjaga kebersihan (penyapu jalanan) kota Bandung patut di acungi jempol. Namun sayangnya justru para pengemis dan anak jalanan menolaknya dengan alasan gaji yang ditawarkan terlalu kecil yaitu sebesar Rp.700.000,-
 
Sementara mereka menghendaki gaji minimal sebesar Rp.4juta - 10juta/bulan. Karena penghasilan mengemis di jalanan saat ini jauh lebih besar (dari sekedar Rp.700.000/bulan).
 
Sungguh Ironis…. sementara bekerja sebagai buruh di pabrik saja saat ini tidak sampai Rp.4 juta/bulan. Ini menjadikan kita harus berpikir ulang jika ingin memberikan uang kepada peminta-minta di jalanan.
 
Karena ternyata, belas kasihan kita justru tidak mendidik mereka, menyebabkan mereka semakin malas bekerja.
 
Bila ingin bersedekah, masih banyak caranya. Bisa langsung ke panti asuhan, panti jompo, pesantren, yayasan sosial, lembaga zakat dan lain-lain. Hindari memberi sedekah langsung ke pengemis jalanan, apalagi lembaga-lembaga sosial yang ada sudah banyak dan konkrit dalam menyalurkan dan memberdayakan fakir miskin dan anak-anak yatim. Carilah lembaga yang terpercaya dan jujur dalam menyalurkannya.
 
Bayangkan bila semua pengendara tidak lagi memberi uang kepada para pengemis jalanan itu, maka lambat laun mereka akan kapok dan jalanan akan bersih dari pengemis, karena mereka semua akan berpindah dipekerjakan sebagaimana mestinya, bisa oleh lembaga sosial yang didirikan masyarakat, atau lembaga pemerintah yang bertanggungjawab. #

Sabtu, 27 Juli 2013

Apa Motivasi Kita Mencari Rejeki ?

Dalam bekerja dan mencari rejeki, setidaknya ada 3 jenis motivasi seseorang, yakni :

1.      Motivasi Materi (Uang)
Inilah dorongan kebanyakan orang, cari duit, dapat keuntungan, supaya bisa makan, beli baju baru, rumah mewah, mobil, dan sebagainya. Intinya adalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan fisik semata. Ini disebut juga motivasi kebendaan, Al-Quwwah Al-Madiyyah.
“Barang siapa menjadikan dunia sebagai obsesinya, Allah SWT memecah belah urusannya, menjadikan kefakiran didepannya, dan dunia tidak datang kepadanya kecuali sebatas yang telah ditentukan baginya.” (HR. Ahmad).

2.      Motivasi Emosional
Ada juga orang yang bekerja atau berusaha/berbisnis karena dorongan emosi, seperti ingin dihargai, dipandang, tidak ingin dilecehkan, tidak mau dihina, dan sebagainya. Motivasi seperti ini disebut Al-Quwwah Al-Ma’nawiyyah. “Sesungguhnya perbuatan itu bergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari Muslim).

3.      Motivasi  Spiritual
Motivasi ini muncul karena adanya dorongan kesadaran bahwa bekerja mencari rejeki ada hubungannya dengan Allah SWT, bukan sekedar supaya dapat uang atau harga diri, tapi lebih dari itu semua. Dengan motivasi ini, seseorang akan siap melakukan apa saja dan berkorban apapun asalkan Allah SWT ridho kepadanya. Inilah motivasi tertinggi, Al-Quwwah Arruhiyyah.
“Sesungguhnya ada sebagian dosa yang tidak bisa terhapus oleh puasa dan sholat.” Ditanyakan ke beliau SAW, “Apa yang bisa menghapusnya ya Rasulullah?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Bekerja mencari nafkah kehidupan.” (HR. Abu Nuaim). Dalam hadits lain disebutkan, “Pebisnis yang jujur dan terpercaya akan bersama-sama dengan Nabi, Shiddiqin dan para Syuhada.” (HR Tirmidzi). 

Wallahu a'lam.
 

Jumat, 14 Juni 2013

Pesan Direktur Munashoroh Indonesia Menyambut Ramadhan

10 Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan
Tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Untuk menyegarkan ingatan kita akan anjuran di bulan suci Ramadhan, mari kita simak 10 amalan sunnah di bulan Ramadhan. 

1.        Mengakhirkan makan sahur
Dari Abu Zar Al-Ghifari ra. dengan riwayat marfu`, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad: 1/547)
Dari Abi Said al-Khudri RA, “ Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air.  Sesungguhnya malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. (HR Ahmad: 3:12)

2.    Menyegerakan Berbuka Puasa
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW berbuka dengan rutbaat (kurma segar) sebelum beliau shalat, apabila tidak ada maka dengan beberapa tamar (kurma) dan apabila tidak ada, beliau meminum air. (HR Abu Dawud, Hakim dan menshahihkannya serta Tirmidzi meng-hasankannya).

3.    Membaca Al Qur’an
"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf. " (HR. At-Tirmidzi, katanya hadits hasan shahih).

4.    Shalat tarawih
“Barangsiapa sholat tarawih dengan dilandasi keimanan dan mengharap pahala dari Alloh maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhori dan Muslim).

5.    Meninggalkan perkataan kotor
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ” Berpuasa bukan hanya (menahan) dari makan dan minum, sesungguhnya berpuasa dari lagwun (perbuatan yang sia-sia) dan rofats (perkataan yang kotor)”. ( HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim).

6.    Memperbanyak Sedekah
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al-Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

7.    Memperbanyak Doa
Doa orang berpuasa adalah salah satu doa yang paling mustajab. Dalam kondisi seseorang berpuasa, apalagi jika yang berpuasa itu bukan hanya panca inderanya, akan tetapi juga hatinya ikut berpuasa maka doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Karena salah satu sebab dikabulkannya doa adalah bersihnya hati kita sehingga cahaya doa dapat langsung menembus Arys dan didengar serta dikabulkan oleh Allah SWT.

8.    Menyibukan diri Dalam Kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah SWT. “Amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan.” (HR.Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi).

9.    Memberi Makan Kepada Orang yang Berpuasa Dan Menjalin Silaturahmi
“Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (HR Bukhari dan Muslim).

10.  Beri‘tikaf
Aisyah RA berkata, ”Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan meninggalkan isterinya (tidak berhubungan suami isteri).(HR Bukhari dan Muslim).

Adhi Azfar
Direktur Munashoroh Indonesia

Minggu, 28 April 2013

SEDEKAH UNTUK PELACUR

“Semalam aku bersedekah kepada pelacur,” ujar seorang lelaki. Orang-orang pun spontan membicarakan perbuatan pria itu. Mereka bertanya-tanya untuk apa lelaki itu bersedekah kepada pelacur.

Namun, pria itu hanya bergumam, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji, atas seorang wanita pelacur. Sungguh, aku akan bersedekah.”

Tanpa mempedulikan omongan orang, ia pun keluar. Kali ini ia memberikan sedekahnya kepada orang kaya. Akhirnya didengarlah berita itu oleh orang-orang yang kemarin membicarakannya. Ia pun menjadi bahan omongan. Tapi, sekali lagi lelaki itu berkata diam-diam, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji atas orang kaya. Aku akan memberikan sedekah.”

Esoknya, ia kembali keluar membawa sedekahnya. Ia mendatangi seorang pencuri dan menyerahkan sedekahnya. Tentu saja semua orang membicarakannya. Perbuatan lelaki itu terus mengundang kontroversi. Lelaki itu hanya berkata dalam hati, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji, atas pelacur, orang kaya, dan pencuri.”

Kemudian, lelaki itu pun didatangi malaikat. Malaikat berkata, “Sedekahmu sungguh telah diterima. Tentang pelacur, mudah-mudahan dengan sedekah itu menghentikan perbuatan zinanya. Orang kaya itu semoga sadar lalu menginfakkan apa yang dikaruniakan Allah SWT padanya. Dan, semoga pencuri itu menghentikan kebiasaannya mencuri.”

Disampaikan oleh Abu Hurairah dari Nabi SAW. Dari Shahih Muslim (2/709), hadits nomor 1022.